Cari berita aktual di sini
23 Nov 2024

1 atau 2, Paloh tetap untung

by
3 mins read
? Surya Paloh menyambut pasangan Capres dan Cawapres 2024 Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar sebagai tamu istimewa di atas panggung kehormatan di acara puncak perayaan HUT Partai Nasdem ke-12 tahun 2023. (Media Indonesia).

Dompu [EDITOR I News] – Pemilu tahun 2024 besok merupakan pemilihan umum ke-12 dalam sejarah demokrasi Indonesia. Tangal 14 Februari rakyat memilih perwakilannya di DPR, DPD, dan Presiden/Wapres.

Sejak pemilu pertama tahun 1955 sampai pemilu yang ke-12, Partai Nasional Demokrat bentukan Surya Paloh baru tiga kali menjadi peserta pemilu. Di pemilu 2024 nanti, Nasdem salah 1 parpol peserta pemilu dari 18 parpol lainnya.

Pada pilpres 2014 lalu, Nasdem mengusung pasangan nomor 2 Jokowi – Jusuf Kalla, dan pasangan tersebut menang melawan Prabowo – Hatta Radjasa. Kemudian dalam pilpres 2019, Nasdem masih setia mendukung Jokowi namun pasangannya bukan lagi JK melainkan Ma’ruf Amin. Dari lotre yang digelar KPU, pasangan ini mendapatkan nomor urut 1. Jokowi kembali duel melawan Prabowo yang berduet dengan Sandiaga Uno dengan nomor urut 2. Lagi lagi, Nasdem memetik kemenangan, jagoannya keluar sebagai pemenang kontestasi. Pembacaan Paloh begitu tajam.

Jika dilihat dari sepak terjang politiknya terutama selama memegang Nasdem, Paloh adalah tokoh politik yang paling cepat mengambil keputusan penting walaupun ditengah keadaan genting. Keputusan itu selalu membuahkan hasil gemilang.

Alhasil, Nasdem parpol seumur jagung, tapi kini menjelma menjadi salah satu 5 partai besar yang memainkan irama percaturan politik di negeri +62.

Teramat sangat langka kepiwaian yang dimiliki Paloh. Jika dikatakan kebetulan, sangat mustahil karena keputusan politik adalah keputusan paling besar dan tertinggi di negara ini. Jika sedikit keliru apalagi salah, dampak yang dirasakan seperti malapetaka. Tapi apa? Paloh dan kapal besarnya bernama Nasdem dua unsur yang diperhitungkan.

Artinya, Paloh memiliki kalkulasi khusus dan pertimbangan pertimbangan yang matang sebelum mengambil sikap.

Ditengah hiruk pikuk menghadapi pilpres 2024, Paloh sibuk berorkestrasi. Satu sisi Nasdem harus menjadi pemenang pemilu atau minimal tetap berada di posisi 5 besar. Sisi lainnya Paloh berpikir keras siapa lagi yang harus diusung dalam pilpres, mengingat pelaksanaan pilpres dan pileg dalam waktu yang sama.

Baca Juga  Apel Siaga NasDem: Posisi Surya Paloh Sudah Benar

Seperti cerita cerita sebelumnya dalam mengambil keputusan, Paloh selalu terdepan, adalah orang yang selalu pertama kali bersikap dalam berpolitik.

Benar saja, secara mengejutkan Paloh langsung mendeklarasikan mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, sebagai bakal calon presiden dari Nasdem. Ada yang menilai deklarasi itu mendadak sekali. Walau begitu, semua pihak dibuat geger dan panik karena Anies dalam bahaya besar dia sedang di bidik KPK dalam kasus Formula E. Tapi bahaya itu dianggap publik sebagai upaya ketua KPK Firli Bahuri untuk menjegal Anies.

Keputusan Paloh luar biasa, tetapi dibalik label luar biasa itu Paloh harus membayar sangat mahal dengan menanggung resiko sangat besar pula.

Kejutan lagi dibuat Paloh, secara tiba-tiba lagi dia memutuskan deklarasi pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden, Anies Baswedan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, ketua umum PKB. Keputusan diluar prakiraan lagi mengingat Nasdem dan Anies sedang intim-intimnya berkomunikasi dengan Agus Harimurti Yudhoyno dan partai Demokrat. Hanya dalam hitungan detik Paloh mengambil langkah politik itu, sekejap dan seketika. Sekali lagi, rival Paloh dan Nasdem seketika panas dingin, situasi pun terlihat berubah. Manuver-manuver sekejap berhenti, karena apapun itu, sebenarnya diyakini bahwa Cak Imin representasi dari Jawa Timur dan Jatim salah satu basis suara penentu kemenangan karena disana ada 31 juta lebih pemilih.

Selesaikah urusannya? Tidak. Paloh harus membayar mahal lagi, konsekuensi pun ditanggung lagi. Kendati demikian, Paloh tidak bergumam apalagi surut. Seakan Paloh bermazhab ‘Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Pantai’.

Baca Juga  Di Sini, Kami Anies Semua Pak!

Di usianya yang semakin senja, 72 tahun, tapi energi Paloh masih kelihatan seperti Gen Z. Semangat kepribadian pantang mundur untuk merestorasi terus membara.

Setelah Anies dan Cak Imin dideklarasikan di eks Hotel Yamato Surabaya, pasangan dengan jargon AMIN diputuskan mendaftar ke KPU tanggal 19 Oktober. Pasangan yang pertama kali mendaftar untuk berlaga di pilpres. Kemudian disusul Ganjar – Mahfud dan Prabowo – Gibran sebagai pendaftar ke 2 dan ke 3.

Tiga pasangan yang sudah mendaftar ini belum dilakukan pengambilan nomor urut oleh KPU selaku penyelenggara pemilu. Mengenai nomor urut ini, sah-sah saja jika Paloh berharap pasangan AMIN memperoleh nomor urut 1 atau 2, supaya mudah diterjemahkan maknanya dalam sosialisasi dan saat berkampanye sehingga dengan mudah juga mencapai kemenangan. Namun sebagai politisi kawakan, bagi Paloh nomor bukan segalanya penentu kemenangan.

Tanggal 11 November 2023 kemarin, Nasdem genap berusia 12 tahun. Karena sejarahnya Partai NasDem ditetapkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai badan hukum pada tanggal 11 November 2011 dan ditetapkan sebagai tanggal pendirian Partai NasDem.

Angka 11 tanggal lahir Nasdem, adalah 2 angka 1 yang berdiri sejajar. Dan jika 2 angka 1 itu dijumlahkan maka hasilnya 2.

Kemudian usia Nasdem yang memasuki tahun ke-12 merupakan kombinasi antara angka 1 dan 2.

Dalam kacamata pilpres, siapapun termasuk Paloh menginginkan kandidat yang di usung menang dalam 1 putaran. Jika menang dalam 2 putaran sejatinya peristiwa yang tidak diinginkan karena besar sekali menguras sumber daya.

Namun, 1 atau 2 putaran, Paloh tetap untung. Hitung-hitungan Paloh biasanya tepat karena multi pertimbangan. Sehingga di manapun posisinya antara 1 atau 2 Paloh tetap untung.

 

 

Latest from Blog

Don't Miss

Anies Bisa Menang Mudah Di Pilgub Jakarta Kalau Ini Terjadi

Oleh : Asyari Usman*     Dalam dua tulisan terdahulu, saya mewanti-wanti

Begini Cara Jokowi Kalahkan Anies Baswedan Di Pilgub Jakarta

Oleh: Asyari Usman*     Pemilihan gubernur (Pilgub) Jakarta akan digelar 27