Oleh : Asyari Usman*
Tulisan ini dibuat dengan asumsi Yang Maha Kuasa mengizinkan Prabowo-Gibran menang di pilpres 2024. Namun, sejauh ini, rakyat berjuang dan berdoa untuk kemenangan Anies-Imin (Amin).
Proses pembentukan dinasti Jokowi dimulai ketika Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution ikut pilkada 2021. Kedua-dua mereka menjadi walikota.. Pertanyaannya, apakah sudah kuat akar dinasti itu?
Jika pada saat Jokowi menyelesaikan masa jabatan presiden pada 20 Oktober 2024 nanti Gibran dan Bobby masih di posisi walikota, akar dinasti masih sangat rapuh. Sebab, mereka tidak akan mampu naik lebih tinggi tanpa kekuasaan Jokowi.
Karena itu, diperlukan secepat mungkin posisi tinggi untuk Gibran agar dinasti mulai berakar kuat. Dan posisi tinggi itu adalah wakil presiden (wapres).
Dalam rangka penguatan dinasti itu, maka posisi wapres untuk Gibran tak bisa menunggu pilpres 2029. Gibran wajib wapres selagi Jokowi presiden. Terlalu lama kalau menunggu sampai Gibran harus menyelesaikan jabatan walikota di Solo pada 2026. Berat. Jangankan menang, untuk ikut pilpres 2029 saja tidak akan ada yang mendukung kalau Gibran tidak menjadi wapres tahun depan.
Desakan inilah yang membuat Gibran dipaksakan ikut pilpres 2024 bersama Prabowo. Kursi wapres wajib direbut. Tidak ada tawar-menawar. Segala cara akan dilakukan. Jokowi sudah tegaskan dia tidak akan netral di pilpres ini. Dia akan melakukan cawe-cawe alias intervensi.
Kemudian, sudah cukupkah hanya posisi wapres yang direbut? Belum. Perlu lebih tinggi lagi. Setelah menjadi wapres, Gibran wajib menjadi presiden. Sebab, dinasti Jokowi tidak akan disebut dinasti jika keturunan Jokowi tidak duduk di kursi presiden setelah dia turun. Dinasti itu tidak ada sebelum Gibran naik ke kursi presiden.
Kapan Gibran mau dijadikan presiden? Apakah menunggu pilpres 2029? Kelihatannya tidak. Jokowi diperkirakan akan berusaha agar Gibran bisa duduk di kursi presiden jauh sebelum 2029. Bisa jadi 2026 atau 2027.
Caranya? Terserah pikiran Anda sendiri. Yang jelas, saya berpendapat Jokowi ingin Gibran menjadi presiden secepat mungkin setelah duduk di kursi wapres pada 2024. Sebab, Jokowi akan berkalkulasi bahwa pengaruh atau kekuasaannya akan redup dengan cepat setelah pilpres 2024 meskipun Gibran sudah aman di kursi wapres.
Apakah itu artinya Prabowo akan diminta untuk memberikan jalan kepada Gibran? Menurut hemat saya, Prabowo sejak dini sudah memahami keinginan Jokowi. Prabowo diperkirakan akan memberikan jalan itu. Diminta atau tidak diminta. Dia tak mungkin menolak, apalagi melawan.
Tapi, bagaimana mungkin Prabowo akan memberikan jalan kepada Gibran untuk duduk di kursi presiden sebelum pilpres 2029? Ini sangat menarik sekali. Prabowo bisa saja menyatakan bahwa dia berhalangan permanen dan tak sangggup melanjutkan jabatan presiden.
Sebegitu mudahkah Prabowo menyatakan dirinya berhalangan tetap? Jawaban untuk pertanyaan ini ialah: sebegitu susahkah Jokowi melakukan intervensi dan menabrak konstitusi di pilpres 2024?
Bagaimana kalau Prabowo dan para senior Gerindra menolak? Jawabannya: mana lebih kuat penolakan Prabowo dibandingkan penolakan rakyat? Penolakan rakyat saja dianggap sampah oleh Jokowi.
Jadi, setelah Gibran terpilih sebagai wapres di pilpres 2024, maka semua pihak haruslah memahami bahwa Jokowi ingin agar anaknya itu duduk di kursi presiden sebelum pilpres 2029. Artinya, bagi Jokowi, Gibran harus ikut pilpres 2029 sebagai petahana dan wajib menang.
Setelah menang pilpres 2029, Gibran akan maju lagi di pilpres 2034 dan menang. Dia akan menjadi presiden sampai 2039. Dinasti Jokowi sudah akan berakar sangat kuat dan tersusun rapi. Bersambung ke tulisan berikut.
*Jurnalis Senior Freedom News