Medan – Aksi protes pemilu curang kembali berlangsung di Medan, Jum’at (8/3/24). Kali ini, massa berkumpul di depan gedung DPRD Provinsi Sumatera Utara di Jalan Imam Bonjol.
Seorang aktivis demokrasi, Misalaini Suci, mengatakan dalam orasinya bahwa rakyat akan menerima apa pun hasil pilpres sepanjang dilaksanakan dengan jujur dan adil.
Mislaini mengatakan, rakyat harus melawan kezaliman rezim Jokowi yang memaksakan kehendaknya demi membentuk dinasti politik. Rakyat, kata Mislaini, akan melawan dinasti yang dirancang oleh Jokowi.
“Indonesia ini bukan milik Jokowi. Negara ini milik rakyat,” ujar Mislaini
Aktivis yang selalu bersemangat itu walaupun usianya sudah lebih 70 tahun, menegaskan Jokowi tidak layak melanjutkan masa jabatannya.
“Setuju Jokowi dilengserkan?,” tanya Mislaini di depan massa pengunjuk rasa. Serentak dijawab, “Setuju…”
Sebelumnya, Ustad Mukhlis, juga seorang aktivis pro-dekokrasi lainnya, menyayangkan sikap para petugas keamanan, termasuk aparat kepolisian, yang diperhatikannya tidak ikut menyanyikan lagu Indonesia Raya ketika para demonstran sedang menyanyikannya bersama.
Ustad Mukhlis mempertanyakan mengapa para petugas keamanan tidak ikut menyanyikan Indonesia Raya. Sebab, kata dia, di mana pun juga semua orang harus menghormati lagu kebangsaan itu ketika dilantunkan secara resmi di acara apa pun juga.
Sementara itu, di Jakarta, aksi protes melawan pemilu curang berlangsung di depan gedung DPR RI dan Silang Monas, hari ini (Jumat, 8/3/2024). Akai demo di ibukota diikuti puluhan ribu massa yang tergabung dalam Koalisi Nasional Penyelamat Demokrasi (KNPD).
Para pengunjuk rasa menuntut agar DPR melaksanakan Hak Angket untuk mengusut tuntas dugaan kecurangan pemilu-pilpres. Diperkirakan, mayoritas anggota DPR akan menyetujui penggunaan Hak Angket yang bisa mengungkap secara terbuka rencana dan tindakan pencurangan pemilu, khususnya pilpres.
Kepolisian Jakarta menurunkan lebih 2,600 personel untuk menjaga keamanan aksi protes.
Laporan Asyari Usman dari Medan