Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), Drs. H. Gaziamansyuri, M. Ap., mengemukakan pada masa awal kepemimpinan Bupati Dompu, Kader Jaelani dan Wakil Bupati Dompu, Syahrul Parsan pertumbuhan ekonomi minus 3,21 persen.
Hal tersebut merupakan salah satu dampak dari penyebaran penyakit Covid-19, yang mana saat itu hampir semua sektor ikut merasakannya.
Kendati menghadapi situasi yang begitu sulit, AKJ-SYAH sapaan karib dua pemimpin tersebut mampu merubah keadaan. Bagaimana tidak, dalam kurun waktu tiga tahun saja memimpin, pertumbuhan ekonomi masyarakat meningkat menjadi 3,17 persen.
“Capaian yang luar biasa, dalam tiga tahun AKJ-SYAH mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya, Rabu (26/6/2024).
Melejitnya pertumbuhan ekonomi telah berdampak pada peningkatan PDRB. PDRB Kabupaten Dompu menempati urutan ketiga di NTB setelah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dan Kota Mataram.
Disamping itu, angka kemiskinan berada diurutan ketiga terendah setelah Kota Mataram dan Kota Bima.
“Begitu juga angka pengangguran terbuka kita, sampai saat ini terus mengalami penurunan diera AKJ-SYAH,” jelasnya.
Keberhasilan tersebut selain berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat, juga sangat berpengaruh pada usia harapan hidup dan IPM.
Saat ini usia harapan hidup masyarakat naik menjadi 71,54 tahun atau terjadi peningkatan 4 persen dari beberapa tahun sebelumnya.
Prevalensi stunting juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dari 34,5 persen pada tahun 2022 turun menjadi 12, 4 persen.
“Ini melampaui target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024. Hal ini juga tak membuat kita dianggap daerah paling progresif dalam menangani Stunting,” kata Gaziamansyuri.