Oleh: Asyari Usman*
PKS dikutuk habis gara-gara mengusung Bobby Nasution (BN) untuk Pilgub Sumut. Publik menilai langkah PKS ini blunder besar. Dalam arti, partai yang dibanggakan rakyat karena teguh beroposisi dan konsisten melawan kezaliman itu menjadi rusak berat akibat memilih Bobby.
Dengan mengusung Bobby, PKS langsung dianggap berkhianat terhadap perjuangan untuk menghentikan dinasti Jokowi. Dalam dua hari ini, rata-rata komentar di postingan medsos tentang PKS mengusung Bobby penuh dengan nada sinis.
Seandainya besok ada pemilihan umum, bisa jadi suara PKS merosot 75%. Begitulah gambaran kedongkolan para simpatisan partai dakwah itu.
Kita yakin pimpinan PKS tentu akan berusaha meredakan murka masyarakat. Dan, ingat, kemarahan gara-gara BN itu muncul di seluruh Indonesia. Dampaknya bisa mempengaruhi rating Partai Oren secara nasional.
Lantas, dalam situasi mendidih seperti sekarang ini, apa yang bisa dilakukan untuk mendinginkan konstituen PKS? Tentunya “damage limitation exercise” (upaya membatasi kerusakan) bisa dilakukan.
PKS punya banyak kesempatan untuk mendinginkan murka rakyat itu. Lewat panggung pilkada juga. Dan salah satu perhelatan besar Pilkada di Sumetera Utara adalah pemilihan walikota (Pilwakot) Medan. Ini momen terbaik untuk merebut kembali simpati yang sirna itu.
Sejumlah tokoh masyarakat memberikan masukan. Kalau masukan itu dilaksanakan akan berdampak positif bagi PKS. Mereka menyarankan agar kekeliruan langkah PKS di Pilgub Sumut diimbangi dengan pilihan yang diinginkan rakyat untuk Pilwakot Medan.
Pada saat ini, calon yang representatif bagi semua kalangan di Medan adalah tokoh akademis yang juga pakar bedah saraf USU, Prof Dr dr Ridha Dharmajaya. Beliau diusung oleh PDIP dan PKB. Dua parpol ini berjarak jauh dengan keinginan penguasa untuk membangun dinasti politik.
Karena itu, Pilwakot Medan merupakan kesempatan emas bagi PKS untuk menepis tudingan pro-dinasti Jokowi akibat mengusung Bobby. PDIP dan PKB telah berkomitmen penuh untuk mengantarkan Prof Ridha ke posisi walikota.
PKS pastilah tahu popularitas dan elektabilitasi Bung Ridha. Dalam pergaulan sehari-hari, Ridha cukup dekat dengan sejumlah senior PKS. Beliau bukan orang asing bagi banyak kader dan simpatisan PKS di Medan. Oleh sebab itu, tidak ada masalah lagi untuk membangun komunimasi antara PKS dan Prof Ridha.
PKS bisa mengembalikan “trust” (kepercayaan) masyarakat yang sekarang lenyap. Ini yang pertama. Yang kedua, mengusung Prof Ridha, apalagi dipasangkan dengan kader PKS, memberikan peluang menang bagi PKS.
Tiket Ridha-Kader PKS akan mendominasi Pilwakot Medan. Pasangan ini ibarat mobil balap yang punya “4×4 engine” (mesin 4×4). Sulit dikalahkan di sirkuit Medan.
Di luar prediksi kemenangan itu, dukungan PKS untuk Prof Ridha bisa menjadi obat kekecewaan masyarakat. Kemarahan publik, khususnya konstituen PKS di Sumut, bisa diredakan.
Jurnalis Senior Freedom News*