Cari berita aktual di sini
23 Nov 2024

Jangan Minta Anies Mengarahkan Pilihan Untuk Pilgub Jakarta

by
1 min read
📷 Mas Anies merayakan Hari Batik Nasional dan Hari Sepeda Nasional bareng teman-teman B2W Indonesia, sambil gowes tadi pagi. (Fb: ARB).

Oleh: Asyari Usman*

 

Dalam satu acara televisi nasional belum lama ini, Iwan Tarigan —yang mengklaim diri sebagai koordinator relawan Anies Baswedan semasa pilpres— mengatakan bahwa 70 persen pendukung Anies alias “Anak Abah” sudah memberikan dukungan kepada paslon Pramono Anung – Rano Karno untuk pemilihan gubernur (pilgub) Jakarta.

Klaim ini jelas sekali tanpa dasar. Dari mana Iwan Tarigan menyimpulkan itu? Sekaligus, klaim yang menyesatkan ini berbahaya bagi Anies. Kalau berkepentingan mendukung paslon, dukung saja sendiri. Jangan mengatasnamakan pendukung Anies.

Posisi terbaik untuk Anies adalah tidak memberikan preferensi kepada paslon mana pun. Jika benar ada Anak Abah yang mendukung salah satu paslon maka lakukanlah itu tanpa membawa-bawa nama Anies dan pendukungnya. Silakan gabung sendirian.

Jangan minta atau giring Anies ke salah satu paslon. Ini akan membebani beliau dalam perjalanan politiknya ke depan. Lagi pula, ketiga paslon pilgub Jakarta itu terbukti tidak mendapat sambutan dari warga Jakarta pada umumnya.

Baca Juga  PKS Jangan Sampai Terjerumus di Pilgub Sumut

Sekali lagi, Bung Iwan Tarigan dimohon sangat agar tidak lagi membawa-bawa Anies maupun Anak Abah di pilgub Jakarta. Anda bebas mau menjadi timses, juru bicara, jurkam, dll, untuk paslon mana pun yang Anda suka. Tapi, tolong jangan mencoba bikin kesan seolah Anies dan Anak Abah berada di belakang Anda.

Dan semua pihak yang berkepentingan di pilgub Jakarta perlu tahu bahwa Iwan Tarigan tidak berhak mengatasnamakan siapa pun di lingkaran Anies.

 

*Jurnalis Senior Freedom News

 

Latest from Blog

Don't Miss

Debat kedua pasti digelar, tapi…

Pelaksanaan debat publik kedua pasangan calon Pilkada Dompu, Nusa Tenggara Barat, pasti

Terancam pidana pejabat foto dengan calon Bupati Dompu di Vila

Kasus dugaan oknum pejabat atau ASN Pemkab Dompu, Nusa Tenggara Barat, yang