Cari berita aktual di sini
22 Nov 2024

Babinsa Saneo selamatkan sumber air warga tiga desa

Wilayah ini harus kita jaga dan amankan bersama. Kalau tidak, masyarakat bisa dilanda krisis air ekstrem
by
2 mins read
๐Ÿ“ท Babinsa Saneo dan Polisi sedang melerai dua kelompok warga yang bertikai. (Ks).

Warga di tiga Desa yaitu Desa Serakapi dan Desa Saneo (Kecamatan Woja) serta Desa Karamabura (Kecamatan Dompu) sedikit lega karena sumber air dari DAM Mada Nduru yang termasuk lahan tutupan aman untuk sementara waktu. Karena upaya perambahan dan perladangan liar oleh oknum masyarakat berhasil dicegah oleh Bintara Pembina Desa Saneo, Sersan Kepala (Serka) Saiful.

Selain sumber air terjaga, Saiful bersama warga telah mengetahui titik kerusakan dan dalam proses memperbaiki pipa yang mengalirkan air ke rumah-rumah warga setempat.

Upaya tersebut guna menyelamatkan masyarakat dari kekeringan air minum.

Pencegahan perambahan hutan dan perladangan liar oleh Babinsa terjadi hari ini, ditengah ketegangan diantara warga.

Awal mula ceritanya, kata Komandan Koramil 01/Dompu, Kodim 1614/Dompu, Kapten Kav Muhammad Kasim Asd, Selasa (5/11) sekitar jam 8 pagi, Serka Saiful bersama 50 orang warga Desa Saneo naik ke atas DAM Mada Nduru untuk mengecek titik pipa air yang rusak, sekaligus ingin memperbaikinya. Pengecekan tersebut berdasarkan laporan salah satu warga Desa yang kemarin sempat naik ke gunung dan melihat pipa sudah bocor. Akibat kebocoran pipa, sudah dua hari air tidak mengalir dan tidak sampe ke warga Desa.

Pada saat mendaki gunung menuju lokasi bersama warga, tiba-tiba ditengah jalan Babinsa menerima laporan dari seorang warga Saneo yang terlebih dulu berangkat, bahwa di atas (lokasi DAM, red) ada sekelompok masyarkat dari Desa Karamabura yang merusak ban motornya menggunakan parang. Selain itu, salah satu warga lainnya juga dipukul di bagian punggungnya sampe memar, dan mengusir mereka harus pulang.

Baca Juga  Pesan haru Dandim Dompu di HUT TNI ke-79

“Ada diantara mereka merusak ban motor saya dan mengusir kami pulang,” ujar Kasim.

Perlakuan sekelompok warga Karamabura tersebut maksudnya mau menghadang Babinsa dan masyarakat yang ingin mengecek lokasi sumber mata air dan memperbaiki pipa.

Mendapat laporan itu, Babinsa dan warga tetap melanjutkan perjalanan untuk menemui langsung sekelompok warga penghadang tadi. Setelah berhadapan, Babinsa langsung memberikan himbauan dan pemahaman bahwa yang dilakukan oleh mereka adalah salah. Karena dimana, areal DAM merupakan sumber mata air kebutuhan masyarakat banyak. Apalagi wilayah DAM merupakan lahan tutupan yang tidak boleh dirusak dan dirambah untuk perladangan liar.

Disitu Babinsa mengajak mereka harus menjaga bersama sama wilayah DAM sebagai sumber mata air, bukan untuk dirusak. Karena Babinsa menduga mereka pelaku perladangan liar.

Setelah mendengar pemahaman dari Babinsa dan diajak bicara baik-baik, mereka pun menyadari kesalahannya dan mempersilahkan warga Desa Saneo untuk memperbaiki pipa yang sudah rusak.

Baca Juga  Kopi darat Babinsa Amirudin, pelecut wujudkan ketahanan pangan di Dompu

Lanjut Kasim, disaat Babinsa dan warganya memperbaiki pipa, tiba-tiba datang salah seorang warga Desa Serakapi menantang sekelompok warga tadi dan memprovokasi warga yang masih berada disekitar itu sambil berteriak. Suasana tegang kembali terjadi antar kedua belah pihak, sehingga terjadi saling serang dan kejar kejaran.

“Usaha memperbaiki pipa tidak bisa dilanjutkan karena harus melerai mereka,” kata Danramil.

Selang beberapa menit, sambung dia, Kapolsek Woja bersama 6 anggotanya tiba di lokasi kejadian dan langsung memberikan himbauan kepada warga agar pulang ke rumah masing-masing. Sementara perkelahian dua kelompok biar aparat yang mengurusnya.

Namun, Babinsa dengan Kapolsek bersama anggotanya masih harus mengejar warga Desa Karamabura dan warga Desa Saneo yang bertikai untuk disuruh kembali kerumah masing-masing.

Setelah itu, Kapolsek dan warga Desa Serakapi dan Saneo meninggalkan lokasi dan turun kembali ke kampung. Situasi di lokasi pun kembali normal.

Terakhir Danramil Kasim mengatakan, wilayah DAM Mada Nduru adalah lokasi sumber mata air dan merupakan lahan tutupan yang menjadi rebutan dari ketiga Desa yaitu Desa Karamabura, Desa Serakapi dan Desa Saneo.

“Wilayah ini harus kita jaga dan amankan bersama. Kalau tidak, masyarakat bisa dilanda krisis air ekstrem,” pungkas dia.

 

 

Latest from Blog

Don't Miss

Kopi darat Babinsa Amirudin, pelecut wujudkan ketahanan pangan di Dompu

Salah satu program strategi nasional (PSN) presiden Prabowo yaitu ketahanan dan swasembada

Tiga komplotan pemburu Rusa ditangkap tim gabungan Kodim 1614/Dompu dan patroli TN Tambora

Tim gabungan yang terdiri dari Kodim 1614/Dompu, patroli Balai Taman Nasional Tambora,