Jika dulu, tenaga kerja dari Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat yang bekerja di luar negeri dominan memilih negara Saudi Arabia atau sekitarnya dan negeri jiran Malaisya, untuk mengadu nasib.
Dan kebanyakan dari mereka yang berangkat di kedua negara itu adalah perempuan, dengan menyandang status single parent alias janda.
Sekarang kondisinya berbeda. Berdasarkan data dinas tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Dompu per tahun 2023, tercatat jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI atau istilah dulu TKI) yang kerja di berbagai negara sebanyak 6.671 melalui jalur resmi. Dari angka tersebut, diketahui sebanyak 183 PMI memilih kerja di Hongkong, Taiwan, dan Singapura.
Kepala Bidag Penempatan dan Peluasan Tenaga Kerja Dinas Nakertrans Kabupaten Dompu, M. Rifaid mengungkapkan, ketiga negara yang menjadi idola PMI asal Dompu diatas didominasi oleh remaja atau gadis yang baru tamat sekolah.
“Kalau dulu, biasanya negara tujuannya Malaisya dan Timur Tengah, dan mereka yang kerja disana rata-rata berstatus janda. Sekarang dalam dua tahun terakhir trendnya berbeda,” jelasnya, Kamis (11/1).
Dia mengatakan, hasil wawancara dengan CPMI menyebutkan tiga negara tujuan itu memberikan perlindungan hukum dan pendapatan yang lebih besar. Selain itu, pekerjaannya ringan seperti mengurus jompo.
Kemudian, syarat-syarat yang diperlukan bekerja di tiga negara ini sangat mudah dengan jenis pekerjaan yang tidak memiliki resiko tinggi.
Walaupun demikian tegas Rifaid, proses administrasi terhadap CPMI dengan tujuan 3 negara ini sangat ketat.
“CPMI yang berminat, harus benar-benar memenuhi syarat dan memiliki skil yang terlatih. Pemerintah daerah menyediakan dan memberikan fasilitas pelatihan di BLK Lombok Timur bagi CPMI yang berminat dan biayanya gratis,โ pungkasnya.