Cari berita aktual di sini
23 Nov 2024

Hati-hatilah: Awal Tak Beres, Ujung Pasti Tak Beres

by
1 min read
📷 Proyek nafsu liar Food Estate yang di gagas Prabowo penuh kontroversi. Faktanya sekarang gagal dan publik dibohongi. (Ist).

Oleh : Asyari Usman*

 

 

Yang ditanam singkong mustahil panennya jagung. Kecuali, mungkin, di food estate yang dikelola Menhan Prabowo Subianto. Kalau beliau ini yang tak mungkin bisa menjadi mungkin.

Di food estate, Prabowo menanam singkong, panennya rumput. Bisa! Gagal singkong, pamerkan jagung polibag untuk menjawab kritik food estate gagal. Bisa!

Seorang Loyalis Buta Prabowo (LBP) belum lama ini membanggakan di Wall FB-nya tanaman jagung yang tampak indah di area food estate yang gagal itu. Iya juga nih, pikir saya. Eh, tak lama kemudian terbongkar hamparan jagung polibag itu.

Mengapa jagung polibag itu tidak di pindahkan ke “soil” (tanah)? Karena area gagal itu tidak subur sama sekali. Harus ditaburi berjenis pupuk supaya tanamam bisa tumbuh.

Baik. Kembali ke topik. Di semua sistem nilai, ada aksioma universal bahwa kalau sesuatu dimulai dengan kejahatan, maka ujungnya pasti kejahatan. Penipuan di awal, maka penipuanlah seterusnya sampai selesai. Curang sejak awal, maka bakal curanglah terus-menerus sampai selesai.

Baca Juga  Abaikan Pelanggaran Etik Paman MK, Prabowo Capres “Opportunist”

Bagaimana dengan food estate Prabowo? Penipuan atau bukan? Bohong atau jujur?

Jelas saja bohong. Seluruh rakyat dibohongi oleh Prabowo. Dan oleh Jokowi yang menyuruh Prabowo membangun lumbung pangan di Kalimantan itu. Memoles food estate dengan jagung polibag adalah penipuan sekaligus pembohongan publik.

Tapi, apa kata Prabowo? Ternyata dia senang-senang saja melakukan pemolesan itu. Artinya, dia enjoy melakukan pengelabuan.

Bagaimana dengan urusan pilpres 2024? Prabowo kembali menikmati kebohongan dan sejenisnya. Termasuk melanggar etik, menikmati kesewenangan Paman Usman di MK.

Prabowo ok-ok saja dengan putusan MK untuk perkara Nomor 90. Yang membukakan pintu bagi Gibran menjadi cawapres 02. Prabowo pura-pura tak tahu. Dia teruskan saja pendaftaran paslon ke KPU meskipun Gibran tidak etis dijadikan cawapres.

Baca Juga  Kok Bisa Se-Indonesia Takut Sama Inisial T

Prabowo tidak peduli. Bagi dia, etik tidak penting. “Ndasmu, etik,” kata beliau. Dia sedang mabuk kekuasaan. Prabowo kebelet ingin menjadi presiden. Mau dimulai dengan ilegal, mau bertentangan dengan etik, tidak masalah.

Dalam berkampanye, Prabowo diam saja ketika ada kekuatan besar yang secara melawan hukum dan etik, patut diduga mengerahkan Polisi, TNI, ASN, KPU, dan lain-lain untuk menyukseskan paslon 02.

Kalau Prabowo menang dengan cara-cara kotor seperti ini, tentulah tidak mungkin hasilnya tidak kotor. Logikanya, proses produksi yang berlangsung dengan material-material kotor pasti akan menghasilkan produk yang kotor.

Itulah yang menjadi dasar aksioma banwa awal yang tak beres akan menghasilkan ujung yang tak beres juga.

 

*Jurnalis Senior Freedom News

 

 

 

Latest from Blog

Don't Miss

Anies Dijegal, Kecil Kemungkinan Bisa Ikut Pilgub Jakarta

Oleh: Asyari Usman*   Kemarin-kemarin para pengamat politik yakin Anies Baswedan akan

PKS Akhirnya Mendukung Dinasti Jokowi di Pilgub Sumut

Oleh: Asyari Usman* Di luar nalar dan sangat mengejutkan, PKS akhirnya mengusung