Oleh: Asyari Usman*
Mampus kau kan, DPR? Jokowi cuci tangan soal pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Sekarang Jokowi mengatakan bahwa proyek mubazir itu didukung oleh 93% fraksi di Senayan.
Menurut Jokowi, IKN adalah proyek seluruh rakyat. Karena prosesnya berlangsung di DPR yang mewakili rakyat.
Nah, mampuslah DPR ditimpakan Jokowi sebagai pemberi amanat untuk membangun IKN. Salut kepada Jokowi. Dia timpakan blunder IKN ke DPR.
Sebagai tukang stempel kemauan Jokowi, mungkin sudah ada deal-deal transaksional dengan para politisi busuk itu. Makanya DPR tak bisa mengelak.
Santai saja Jokowi mengatakan bahwa IKN bukan proyek Presiden. Meskipun cacing tanah juga tahu IKN itu adalah ambisi pribadi Jokowi. Rakyat tidak mendukung tapi si Raja Jawa berkeras IKN harus dikerjakan dan dialah yang harus memulainya. Demi catatan sejarah bahwa IKN adalah legacy (warisan) spektakuler Jokowi.
Sekarang Jokowi sadar IKN akan mangkrak. Duit tidak ada. Investor tak berminat. Karena prospeknya tidak jelas.
Presiden Prabowo Subianto tak mungkin melanjutkan pembangunan IKN. Sebab, pemerintah yang baru akan mewarisi kondisi keuangan yang sangat ‘toxic’ di tengah situasi ekonomi yang berat. Prabowo pasti akan selektif dalam hal pengeluaran. Diperkirakan, Presiden Prabowo tidak akan memprioritaskan kelanjutan pembangunan IKN.
Jokowi sudah menangkap sinyal dari Prabowo tentang IKN yang tidak terlalu penting. Hanya buang-buang duit kalau diteruskan. Janji makan siang yang menjadi taruhan kredibilitas Prabowo saja bisa terancam batal. Konon pula IKN.
Karena itulah Jokowi mengeluarkan pernyataan ‘disclaimer’ bahwa IKN bukan proyek presiden. Dia takut mengakui IKN sebagai proyek yang dia paksakan. Jokowi tak mau mengakui kekeliruan fatal yang dilakukannya. Yang dia mahir lakukan adalah cuci tangan atau buang badan.
Seperti biasa, Jokowi menyangka semua kita ini bodoh. Menerima saja apa yang dia katakan. Dia pikir orang akan manggut-manggut ketika dia bilang IKN adalah proyek seluruh rakyat. Bukan proyek presiden. Konyol.
Konyolnya, Jokowi dengan pura-pura lugu mengatakan DPR yang dia kangkangi itu masih bisa disebut rakyat. Padahal, hampir semua politisi tidak mewakili rakyat dan tidak bekerja untuk rakyat.
Tapi begitulah yang terjadi. Jokowi merasa DPR itu milik pribadi dia. Untuk dijadikan sebagai kaki tangannya. Dan memang menjadi suruhan Jokowi.
Barangkali itulah yang membuat Jokowi merasa enteng saja mengatakan IKN itu proyek rakyat karena disetujui oleh 90 persen anggota DPR. Mampuslah kalian.
*Jurnalis Senior Freedom News