Kerbau, menjadi maskot yang dipilih oleh KPUD Dompu, Nusa Tenggara Barat untuk Pilkada serentak 2024.
Penetapan Kerbau sebagai maskot Pilkada 2024 setelah KPUD mengadakan lomba pembuatan maskot dan jingle bulan April lalu.
Setelah melalui beberapa proses dan penjurian yang dibantu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan praktisi budaya, tim juri menjatuhkan pilihannya sebagai pemenang pertama yaitu Kerbau, maskot yang dirancang oleh M. Indermawan.
Oleh pemenang, maskot ini dibalut dengan Muna Pa’a (kerajinan tenun asli Dompu) dan Sambolo (Ikat Kepala suku Dompu). Desainnya memenuhi syarat sayembara yang mengandung makna Ma Nggini, Ma Taroa dan Ma Nggari.
Sebagaimana yang dikatakan ketua KPUD Dompu Arif Rahman, bahwa maskot Pilkada serentak 2024 harus mengandung unsur Dompu, mengandung kearifan lokal dan mengarah pada Ma Nggini, Ma Taroa dan Ma Nggari sebagai landasan moral mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bingkai kebudayaan.
Kerbau dalam bahasa Domou disebut Sahe, merupakan hewan endemik yang sudah ada sejak ratusan tahun silam di Dompu dan jumlahnya sangat banyak. Binatang ini menjadi salah satu tolak ukur status ekonomi masyarakat.
Lantas apa makna filosofis Kerbau menurut sang desainer?
M. Indermawan, pemenang sayembara maskot Pilkada, kemukakan, dipilihnya Kerbau sebagai maskot Pilkada Dompu karena hewan ini merupakan hewan yang bisa beradaptasi dengan alam sekitar.
Kerbau juga merupakan hewan pekerja keras karena selama ini biasa dipakai untuk menggarap sawah sebelum adanya mesin traktor. Dan selalu bisa diterima dengan kelompok Kerbau lainnya. Disamping itu, Kerbau suka mendinginkan badannya dengan cara berendam di lumpur. “Ini terinspirasi dari sekelompok Kerbau yang biasa ditemui di obyek wisata pantai Hod’o, Kecamatan Pekat,” terangnya usai menerima hadiah sayembara ketika launching Pilkada, Ahad (26/5).
Inder berharap, Pilkada serentak 2024 di Dompu, akan menghasilkan pemimpin yang kuat, dapat diterima dan dapat masuk ke semua golongan dengan membawa kesejukan.
Dijelaskannya, maskot yang dilombakannya dibaluti tenunan Muna Pa’a, artinya menggambarkan salah satu identitas masyarakat dan budaya Dompu. Sebab, tenunan motif Muna Pa’a, merupakan tenunan ciri khas Dompu, dan sudah mendapat pengakuan Warisan Budaya Tak Benda.
Kemudian, Kerbau diikatkan dengan ikatan kepala Sambolo. Sambolo menandakan ciri khas Budaya Dompu, yang bentuknya berbeda dengan sambolo daerah lain.
“Desain Maskot ini semoga membawa harapan besar bagi tanah Nggahi Pahu yang akan menghasilkan pemimpin Dompu dalam membawa Dompu lebih baik,” harap dia.