Sekitar pukul 15.50 Wita, muncul fenomena menyerupai awan, namun berwarna warni. Bentuknya melengkung dan menempel di bagian luar awan putih.
Kejadian langka itu pertama kali nampak di langit tepat di atas kubah Masjid Agung, Baiturrahman, Kelurahan Potu, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, yang berlangsung selama sekitar 15 menit, pada Senin (5/5/2025).
Keanehan tersebut menarik perhatian jama’ah yang baru saja menunaikan shalat Ashar di Masjid, dan anak-anak yang datang belajar mengaji. Tak lupa mereka mengabadikannya mengambil gambar dengan kamera ponsel.
Fenomena apakah itu? berikut penjelasan BMKG.

Penjelasan BMKG
Forecaster stasiun meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Tri Wahyu Khairul Wathani menyebut, fenomena tersebut kemungkinan besar adalah fenomena Cloud Iridescence atau awan berpelangi.
Dijelaskan, ini adalah fenomena optik atmosfer yang terjadi ketika cahaya matahari (atau kadang cahaya bulan) dihamburkan atau dibiaskan oleh tetesan air kecil atau kristal es yang ada di awan.
Kemunculan cloud iridescence terangnya lagi, juga identik dengan waktu-waktu hujan, atau lebih tepatnya badai petir, baik di saat badai atau sesudahnya.
Tipe-tipe awan pileus seperti lentikular atau alto-kumulus, sirus, dan cirrocumulus akan menghasilkan cloud iridescence dengan bentuk topi pelangi.
Kemudian, cloud iridescence sering muncul di sore hari, pada hari yang sangat panas dan lembab, di waktu-waktu tersebut biasanya terdapat awan kumulus—awan berbentuk bola kapas halus.
“Kemungkinan besar adalah fenomena “Cloud Iridescence” atau awan berpelangi. Fenomena cloud iridescence ini merupakan fenomena optik akibat pembelokan cahaya matahari, sehingga tidak berkaitan dengan fenomena gempa,” kembali dia menjelaskan.