Cari berita aktual di sini
23 Nov 2024

Wajah Krakatau Steel Dalam Perekonomian Nasional

by
2 mins read
Presiden Joko Widodo menandatangani baja produk terbaru saat meresmikan pabrik Hot Strip Mill 2 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Kota Cilegon, Banten, Selasa (21/9/2021). Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hot rolled coil (HRC) sebesar 1,5 juta ton per tahun dan merupakan pabrik pertama di Indonesia yang mampu menghasilkan HRC kualitas premium. (Bisnis.com).

Pertumbuhan ekonomi nasional selama dua tahun belakangan tercatat rata-rata di atas 5 persen. Kementerian Keuangan merilis, pada kuartal II-2023 pertumbuhan kita berada di angka 5,17 persen. Pertumbuhan tersebut adalah cerminan bahwa ekonomi Indonesia kuat ditengah perlambatan ekonomi global.

Semua sektor memiliki kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, termasuk sektor industri. Di dalam sektor ini terdapat industri baja. Industri baja paling besar yaitu PT. Krakatau Steel, perusahaan pelat merah milik pemerintah, dengan kode saham KRAS.

Krakatau Steel menjadi perusahaan baja yang memiliki peran strategis di dalam perekonomian nasional. Tahun lalu, perusahaan ini berhasil menyabet gelar “Fortune 100 Indonesia’s Biggest Corporations” berada di peringkat 30. Artinya KRAS  mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja, baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.

Presiden Jokowi pernah menyatakan bahwa industri baja merupakan salah satu pilar penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia karena sektor ini sangat strategis karena produk yang dihasilkan sangat dibutuhkan dan bisa dimanfaatkan untuk industri-industri lain. Apalagi sepuluh tahun terakhir ini pertumbuhan pembangunan infrastruktur terus digenjot. Hal itu disampaikan  saat memberikan sambutan pada acara peresmian Hot Strip Mill #2 PT Krakatau Steel (Persero) TBK di Kota Cilegon, Provinsi Banten, September tahun kemarin.

Proses tranformasi BUMN seperti yang sudah dilakukan oleh KRAS adalah contoh sukses transformasi BUMN saat ini. Pembangunan Hot Strip Mill #2 membuktikan transformasi itu berjalan dengan baik. Keberadaan pabrik HSM2 ini mampu memenuhi kebutuhan baja dalam negeri sehingga mengurangi ketergantungan terhadap baja impor. Dengan begitu, negara akan mengalami penghematan cadangan devisa mencapai puluhan triliun.

Baca Juga  Aroma Ori Coffee Melangit di Tiga Benua

Selain itu, upaya untuk mewujudkan klaster 10 juta ton industri baja di Cilegon yang ditargetkan terealisasi pada tahun 2025 bisa tercapai. Seiring juga rencana Indonesia menjadi salah satu pusat produk mobil listrik dunia karena produk HRC yang dihasilkan HSM2 memiliki kualitas yang lebih baik sehingga untuk mengisi pangsa pasar otomotif yang membutuhkan kualitas baja terbaik tidaklah sulit. Mengingat kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun dengan ketebalan 1,4 mm hingga 16 mm.

Dari laporan keuangan KRAS, tahun 2021 nilai penjualan sebesar US$ 2,16 miliar atau setara dengan Rp.32,4 triliun dan laba bersih sebesar US$ 62,13 juta atau Rp.933,7 miliar.

Sedangkan di tahun 2022, pendapatan konsolidasi USD 2,24 miliar atau setara Rp.34,90 triliun. Mengalami peningkatan sebesar 5,8 persen dari tahun sebelumnya.

Dalam empat tahun terakhir, neraca perdagangan besi dan baja menunjukkan perkembangan positif. Tahun 2020 neraca perdagangan mengalami surplus sebesar USD 3,22 miliar. Dan terus meningkat pada tahun berikutnya menjadi USD 8,50 miliar dan USD 11,97 miliar disebabkan tumbuhnya ekspor baja yang sangat signifikan. Tahun 2017 volume ekspor mencapai 1.025 ribu ton. Terus meningkat menjadi 5.002 ribu ton pada tahun 2021. Memasuki tahun 2022, tren peningkatan terus berlanjut dengan volume total ekspor mencapai 4.381 ribu ton.

Baca Juga  3Kiosk kini hadir di Dompu, nikmati keuntungannya

Sanjungan sekaligus harapan presiden saat peresmian Hot Strip Mill #2 telah dijawab secara sempurna oleh manajemen KRAS. Berdasarkan laporan keuangan pada kuartal I 2023, KRAS (Persero) Tbk mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 2,05% menjadi sebesar USD689,8 juta atau setara dengan 14,77 triliun rupiah. Dibandingkan dengan Kuartal I 2022 hanya sebesar USD675,9 juta.

Peningkatan pendapatan ini dipengaruhi oleh keberhasilan perusahaan dalam menaikan volume penjualan baja sebesar 10,31% menjadi sebesar 611.000 ton dari sebelumnya 554.000 ton di tengah harga pasar baja yang masih cukup tertekan di Kuartal I 2023. Sehingga laba bruto yang dicapai sebesar USD52,4 juta.

Keberhasilan KRAS menjadi salah satu industri strategis dan pilar ekonomi nasional, berkat dukungan serius pemerintah dan inovasi yang terus dilakukan perusahaan dalam berbagai aspek.

Kinerja KRAS menjadi kado bagi kemajuan dan keberlanjutan perekonomian nasional. Pengabdian jajaran manajemen harus diapresiasi karena komitmen menjaga kedaulatan.

Latest from Blog